Kuliah Umum bersama OJK : Peluang dan Tantangan Fintech di Indonesia
Dalam rangka ulang tahunnya yang ke-8, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengunjungi Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia pada Jumat (11/10) untuk memberikan kuliah umum. Kunjungan yang bertajuk OJK Mengajar ini mengangkat Peluang dan Tantangan Fintech di Indonesia sebagai pokok bahasan. OJK Mengajar merupakan bentuk proaktif OJK untuk memberi edukasi kepada masyarakat mengenai sektor keuangan. Hal ini disampaikan oleh Untung Nugroho, Kepala OJK Yogyakarta.
Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam Indonesia (UII) membuka kuliah umum dengan diawalai paparan sejarah UII. Kolega Dekan juga hadir diwakili oleh Arief Rahman, SE., SIP., M.Com., Ph.D., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi UII.
Kuliah umum OJK dimoderatori oleh Agus Widarjono, M.A., Ph.D., yang sekaligus merupakan Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi UII. Wimboh Santoso, SE., M.Sc., Ph.D., Ketua Dewan Komisioner OJK Republik Indonesia menjadi pembicara utama dalam kuliah umum OJK.
Ekonomi digital memberikan pengaruh yang besar bagi perekonomian Indonesia. Menurut Wimboh, Indonesia harus melakukan suatu hal agar dampak ketidakmampuan Indonesia di era Ekonomi Digital dapat ditekan. Ketidak maksimalan industri hilir di Indonesia disebabkan oleh berbagai macam hal. Kenaikan permintaan akan suatu barang tidak diikuti dengan kemampuan memproduksi yang lebih banyak, sehingga harga-harga cenderung naik secara terus-menerus. Pembenahan industri hilir dirasa perlu untuk membangun perekonomian Indonesia.
Tidak hanya industri hilir yang perlu diperhatikan dalam membangun perekonomian, connectivity juga perlu ; infrastruktur. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat membangun industri hilir. “Infrastruktur menjadi prioritas dalam pembangunan,†ucap Wimboh. Adanya infrastruktur memberikan multiplier effect bagi banyak pihak di sekitar infrastruktur tersebut.
Teknologi memberikan ruang yang besar untuk berkiprah, dan telah merombak segala kehidupan manusia. Transformasi di berbagai sektor yang disebabkan oleh perkembangan teknologi harus terus didukung. Invasi teknologi telah memotong rantai inefisiensi yang selama ini ada di pasar.
Aktivitas perekonomian di Indonesia tercermin melalui start up besar yang telah bergelar unicorn dan decacorn. Dalam operasionalnya, fintech juga mengambil peran di dalamnya. Namun dalam praktiknya, kekhawatiran masyarakat mengenai penggunaan fintech adalah keamanan data pribadi. OJK telah berupaya untuk meningkatkan cyber security untuk melindungi data diri pengguna, karena perlindungan terhadap konsumen juga menjadi salah satu fokus OJK Republik Indonesia.   (ikrar)